KASUS
KRIMINALITAS PADA REMAJA
(TEORI,
ANALISIS KASUS DAN SOLUSINYA)
Kasus
mabuk-mabukan oleh remaja
(KoranKaltim.com.2017)
Kasus
pengangkutan 4 remaja putri saat razia tawuran (Kriminalitas.com.2017)
Kasus
pesta miras oleh remaja
(Beritajatim.com.2016)
Disusun
sebagai Tugas Ujian Akhir Semester
Pada
mata kuliah Perkembanagan Peserta Didik
Yang dibina oleh Bapak Dr. Adi Atmoko, M.Si
Oleh
Firda Rizkita Nanda
(160131600405)
UNIVERSITAS NEGERI
MALANG
FAKULTAS ILMU
PENDIDIKAN
Jurusan Administrasi
Pendidikan
Maret 2017
KATA
PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas
segala limpahan Rahmat, Inayah, Taufik dan Hidayahnya sehingga saya dapat
menyelesaikan penyusunan makalah ini dalam bentuk maupun isinya yang sangat
sederhana. Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan,
petunjuk maupun pedoman bagi pembaca.Makalah
ini disusun dalam rangka untuk menyelesaikan tugas dari dosen kami Bapak Dr.
Adi Atmoko, M.Si. selaku pengampu materi
Pengembangan Peserta Didik.
Harapan saya semoga makalah ini membantu
menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, sehingga saya dapat
memperbaiki bentuk maupun isi makalah ini sehingga kedepannya dapat lebih baik.
Makalah ini saya akui masih banyak kekurangan
karena pengalaman yang saya miliki sangat kurang. Oleh kerena itu saya harapkan
kepada para pembaca untuk memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun
untuk kesempurnaan makalah ini.
Malang, Maret 2017
Penulis
DAFTAR
ISI
KATA PENGANTAR.......................................................................................
i
DAFTAR ISI.....................................................................................................
ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang..............................................................................................
1
B. Permasalahan.................................................................................................
2
C. Tujuan ........................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Kasus Kriminalitas Pada Remaja ................................................................ 3
B. Faktor Penyebab Kriminalitas Pada Remaja ............................................... 7
C. Rangkuman Teori ......................................................................................... 7
D. Analisis Teori ............................................................................................... 9
E. Solusi Konseptual ......................................................................................... 10
F. Peran Administrasi Pendidikan ..................................................................... 11
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan....................................................................................................
13
B. Saran..............................................................................................................
13
DAFTAR RUJUKAN
BAB I
PENDAHULUAN
Pada bab pendahuluan diuraikan tentang (a) Latar Belakang, (b) Rumusan Masalah dan (c) Tujuan. Uraian lebih
lanjut sebagai berikut
A.
LATAR BELAKANG
Masa remaja merupakan masa dimana ketegangan emosi
meninggi, terutama karena berada di bawah tekanan sosial dan menghadapi kondisi
baru. Emosi remaja sering sangat kuat dan tidak terkendali. Fenomena atau
peristiwa yang melibatkan emosi remaja semata tanpa adanya kematangan emosi
dapat ditunujukkan dari berbagai Kriminalitas yang dilakukan oleh para remaja.
Mereka sering kali mengambil jalan pintas untuk menyelesaikan masalahnya tanpa
memikirkan akibat dari tindakannya tersebut.
Meskipun pada dasarnya kematangan emosi tidak lepas
dari peran pola asuh dalam keluarga, saat anak mengemukakan pendapat sebagai
orang tua harus bisa di mendengarkan dan merespon remaja yang memiliki keingin
tahuan melebihi masa kanak-kanak. Jadi orang tua harus mampu mengontrol dan
mengarahkan keingin tahuan remaja tersebut kepada hal yang positif.
Dalam teori Ekologi yang fokus utamanya adalah “ Pada
konteks sosial di mana anak tinggal dan orang-orang yang mempengaruhi
perkembangan anak. Dalam teori ini merupakan pandangan sosikultural
Bronfenbenner tentang perkembangan, yang terdiri dari lima sistem lingkungan
mulai dari masukan interaksi langsung dengan agen-agen sosial yang berkembang
baik hingga masukan kebudayaan yang berbasis luas. “ (Santrock. 2014) sangat
berhubungan dengan kasus kriminalitas remaja tersebut.
B.
RUMUSAN
MASALAH
Berdasarkan
latar belakang yang telah dijabarkan di atas, penulis memaparkan beberapa
rumusan masalah sebagai berikut.
1. Apa
saja contoh kasus kriminalitas pada remaja ?
2. Apa saja faktor penyebab kasus kriminalitas pada
remaja ?
3. Bagaimana
teori mengenai kriminalitas pada remaja?
4. Bagaimana
analisis antara teori dengan kasus?
5. Apa
solusi konseptual berdasarkan teori?
6. Bagaimana
peran administrasi pendidikan?
C.
TUJUAN
Berdasarkan
rumusan masalah yang dibuat, berikut ini merupakan tujuan penulisan makalah.
1. Untuk
mengetahui contoh kasus kriminalitas pada remaja
2. Untuk mengetahui faktor penyebab kasus kriminalitas
pada remaja
3. Untuk
mengetahui teori mengenai kriminalitas pada remaja
4. Untuk
mengetahui analisis antara teori dengan kasus
5. Untuk
mengetahui solusi konseptual berdasarkan teori
6. Untuk
mengetahui peran administrasi pendidikan
BAB
II
PEMBAHASAN
Berdasarkan
masalah yang telah dirumuskan pada Bab 1, pembahasan masalah akan menyajikan
tentang, (a)
Kasus Kriminalitas Pada Remaja,
(b)Faktor
Penyebab Kriminalitas Remaja, (c)
Rangkuman Teori, (d) Analisis Teori, (e) Solusi Konseptual,
dan (f) Peran Administrasi Pendidikan
A.
KASUS
KRIMINALITAS REMAJA
1.
KASUS
1
Nama
Kasus : Remaja Mabuk Digelandang Polisi
Tempat :
Kampung Sekolaq Darat, Kecamatan, Sekolaq
Darat Kutai Barat
Waktu : Operasi rutin, 3 Februari 2017 (Malam)
Pelaku : 6 Remaja
Sebab : 6 Remaja didapati sedang berpesta miras dengan mengonsumsi
alkohol, lem, serta salah satu jenis obat batuk saat diadakan operasi rutin oleh Polres Kutai Barat
Akibat : Ke 6 remaja diangkut ke Mapolres dan
diarahkan ke Satuan Bimbingan Masyarakat (Binmas Polres Kubar) dan untuk mengantisipasi kejahatan di lingkungan
masyarakat
Sumber : KoranKaltim.com.2017. (Online). (http://www.korankaltim.com/remaja-mabuk-digelendang-polisi/, diakses pada 3 April 2017)
Remaja Mabuk Digelandang Polisi
Enam remaja tanggung ini digelandang ke
kantor polisi, gara-gara mabuk miras. Polres Kubar Gencarkan Razia Malam di
Kubar dan Mahulu. SENDAWAR
– Patroli rutin unit dan jajaran Polres Kutai Barat (Kubar) pada Jumat (3/2)
malam lalu, di dalam kota Sendawar, mengamankan 6 remaja mabuk akibat berpesta
miras. Kesemuanya digelandang ke Mapolres Kutai Barat.
“Enam remaja itu
diamankan dari Kampung Sekolaq Darat, Kecamatan
Sekolaq Darat.
Saat itu mereka sedang berpesta miras dan mabuk-mabukan, langsung
diangkut ke Mapolres dan diarahkan ke Satuan Bimbingan Masyarakat (Binmas
Polres Kubar),” kata Kapolres Kubar AKBP Pramuja Sigit Wahono, Sabtu (4/2) dini
hari.
Menurutnya,
patroli rutin Jumat malam lalu, dilakukan seluruh satuan di Polres Kubar dengan
rute Kelurahan Barong Tongkok, Kampung Ngenyan Asa, Royoq, Mentiwan, Srimulyo,
Sumber Rejo, Empas, Sekolaq Darat, Sumber Bangun, Sumber Sari , serta Kelurahan
Simpang Raya.
“Masih ditemukan
para remaja mengonsumsi alkohol, lem, serta salah satu jenis obat batuk.
Patroli rutin ini sangat efektif guna menghilangkan penyakit masyarakat
(pekat), menjaga kondusifitas kamtibmas, serta mengantisipasi kejahatan di
lingkungan masyarakat,” urainya.
Pramuja
mengimbau masyarakat turut serta menjaga kondusifitas kamtibmas, terutama
dengan menggalakkan ronda malam di kampung. Dia menyebut, kenakalan remaja
mengonsumsi alkohol harus dihentikan.
“Jajaran Polsek
se-Kubar dan Mahakam Ulu (Mahulu) kita minta agar terus menggalakkan patroli
rutin di malam hari. Terutama di kampung-kampung, pusat kota, serta kawasan
vital daerah. Dengan patroli rutin akan mengurangi angka kriminalitas, terutama
pencurian dan perkelahian di lingkungan masyarakat,” jelasnya.
Dalam patroli
rutin pada Jumat (3/2) malam itu, selain mengamankan 6 remaja yang sedang
mabuk, polisi juga mengamankan 4 unit sepeda motor, 4 botol alkohol dosis 70
persen ukuran 300 mililiter (ml), 3 botol alkohol dosis 70 persen ukuran 100
ml, 7 kaleng kecil lem kayu merek rajawali, serta 3 boks obat batuk komik.
“Alkohol, lem
kayu, dan komik, diamankan dari penjual (pedagang sembako) bernama Suryadi yang
berdomisili di Dusun Busur, Kecamatan Barong Tongkok,” demikian Pramuja. (imr)
2. KASUS 2
Nama Kasus :
Bubarkan Tawuran Remaja, Tim Jaguar Depok Angkut Empat
‘Cabe-Cabean’
Tempat : Di Jalan Juanda dan Jalan Adikarya, Kelurahan Sugutamu, Sukmajaya, Depok
Waktu : Minggu, 19 Maret 2017 (dini hari)
Pelaku : 4 remaja ABG bernama Gadis (14), Lidia (15), Yani (16) dan Nurmala (16)
Sebab : Keempat remaja mengaku dibawa dari
Ciganjur oleh rekan prianya untuk memancing musuh menyerang
Akibat : Keempat
remaja itu kemudian diangkut Tim Jaguar Polresta Depok ke Mapolres, sebelum
dipulangkan juga dipanggil orang tuanya untuk membuat surat pernyataan
Sumber : KRIMINALITAS.COM.
2017. (Online). (http://kriminalitas.com/bubarkan-tawuran-remaja-tim-jaguar-depok-angkut-empat-cabe-cabean/, diakses pada 2 April 2017)
Bubarkan Tawuran Remaja, Tim
Jaguar Depok Angkut Empat ‘Cabe-Cabean’
KRIMINALITAS.COM, Depok – Empat remaja ABG bernama Gadis (14), Lidia (15),
Yani (16) dan Nurmala (16) diangkut Tim Jaguar Polresta Depok ke Mapolres.
Penangkapan terjadi ketika polisi membubarkan aksi tawuran remaja di Jalan
Juanda dan Jalan Adikarya, Kelurahan Sugutamu, Sukmajaya, Depok, Minggu
(19/3/2017) dini hari.
“Pas kami tanya keempatnya, malah mereka sendiri yang bilang cabe-cabean
yang dibawa dari Ciganjur. Karena berbahaya kami bawa mereka ke Polres,” kata
Komandan Tim Jaguar Polresta Depok, Ipda Winam Agus saat dikonfirmasi
Kriminalitas.com.
Dari pengakuan empat remaja ABG ini, para rekan pria sedang tawuran sempat
mengajak mereka untuk berpesta miras. Adapun minuman itu dibeli mereka di
daerah Ciganjur, Lenteng Agung.
“Memang mereka ini datang dari Jakarta hanya ingin pesta miras dan tawuran
saja. Remaja putri ini mereka gunakan untuk memancing musuh menyerang,”
ungkapanya.
Satu kelompok pemuda dan remaja yang hendak tawuran itu berasal dari
Jakarta Selatan. Seperti dari Kalibata serta Ciganjur. Sebelum dipulangkan,
polisi memanggil ke empat orang tua remaja putri ini untuk diminta membuat
pernyataan.
“Jika ke depan mereka masih juga ikut tawuran, maka akan kami proses hukum.
Kasihan lah mereka punya masa depan yang bagus kok dibiarkan keluyuran sampai
dini hari. Orang dewasa pasti menganggap mereka cabe-cabean,” ujar Winam.
3.
KASUS 3
Nama Kasus : 6
Pelajar SMK Kepergok Pesta Miras di Sawah
Waktu : Senin, 24 Oktober 2016
22:29:50
Tempat : Di tengah sawah Desa Tukum Lumajang
Pelaku : 6 Pelajar SMK di
Kecamatan Tukum
Sebab
: 6
Pelajar didapati mengelar pesta minuman keras (miras) dan pil
koplo di tengah sawah.
Akibat :
6 pelajar tersebut digiring ke salah satu rumah penduduk
dan kemudian diserahkan ke polisi untuk memberikan efek jera.
Sumber : beritajatim.com. 2016. (Online)
(http://m.beritajatim.com/hukum_kriminal/280579/6_pelajar_smk_kepergok_pesta_miras_di_sawah.html, diakses pada 3 April
2017)
6 Pelajar SMK Kepergok Pesta
Miras di Sawah
Senin, 24 Oktober 2016 22:29:50
Lumajang (beritajatim.com) - Sebanyak 6 pelajar putra dan putri SMK
(Sekolah Menengah Kejuruan) di Kecamatan Tekung digerebek warga lantaran
mengelar pesta minuman keras (miras) dan pil koplo di tengah sawah Desa Tukum.
Selanjutnya, para pelajar ini diserahkan ke Polres Lumajang untuk bisa
dilakukan pembinaan.
Informasi yang berhasil dihimpun di Satreskoba Polres Lumajang,
Senin(24/10/2016), awal warga curiga dengan 3 pelajar putra dn 3 pelajar putri
yang mondar-mandir di sekitar persawahan dekat sekolah. Kemudian, warga
melakukan pengintaian.
Nah, saat itulah Warga mengetahui jika para pelajar tersebut menggelar
pesta miras di sawah. Warga yang emosi langsung melakukan penggerebekan.
Selanjutnya, enam pelajar tersebut digiring ke salah satu rumah penduduk. Guna
memberi efek jera, tiga pasang pelajar itu kemudian diserahkan ke polisi.
"Awalanya oleh warga dikira hanya minum-minuman keras saja, namun
setelah diperiksa kami menemukan 60 butir pil berlogo Y," ungap Kasat
Reskoba Polres Lumajang, AKP Priyo Purwandito.
Akibat kenakalan remaja tersebut, polisi memanggil orang tua dan guru
sekolah untuk diserahkan. Petugas berharap, para orang tua mengawasi aktivitas
anakanya dan sekolah ikut terlibat dalam memberikan pendidikan. "Setelah
kita data, kita kembalikan," pungkasnya.[har/suf]
B.
FAKTOR
PENYEBAB KRIMINALITAS REMAJA
1.
Faktor
Internal
a.
Pencarian Identitas
diri
b.
Kontrol diri yang lemah
/ labil, sehingga tidak bisa membedakan tingkah laku yang baik dan tidak baik
untuk dapat diterima di masyarakat yang berakibat akan terseret pada perilaku
“nakal”
2.
Faktor
Eksternal
a.
Perceraian orang tua
(keluarga yang tidak harmonis )
b.
Pendidikan yang salah
dalam keluarga (dimanjakan atau sebaliknya dengan kekerasan)
c.
Tidak dibekali dengan
pendidikan agama
d.
Salah pergaulan
(memilih teman)
e.
Komunitas / lingkungan
tempat tinggal yang kurang baik
f.
Informasi global /
media massa (Internet, TV, Film, Video Games, dll )
C.
RANGKUMAN
TEORI
Dari beberapa kasus diatas dapat diambil teori yanag
dapat memecahkan masalah yang ada. Menurut Santrock (2014) terdapat Teori
Ekologi.
1.
Teori
Ekologi
Santrock (2014) mengatakan bahwa teori ini
dikembangkan oleh Urie Bronfenbrenner (1917) yang fokus utamanya adalah pada
konteks sosial di mana anak tinggal dan orang-orang yang mempengaruhi
perkembangan anak. Dalam teori ini merupakan pandangan sosikultural
Bronfenbenner tentang perkembangan, yang terdiri dari lima sistem lingkungan
mulai dari masukan interaksi langsung dengan agen-agen sosial yang berkembang
baik hingga masukan kebudayaan yang berbasis luas. Kelima sistem dalam teori
ekologi Bronfenbrenner ialah mikrosistem, mesosistem, eksosistem, makrosistem,
dan kronosistem.
2.
Mikrosistem
Setting
dimana individu menghabiskan banyak waktu. Beberapa konteks dalam sistem ini
antara lain adalah keluarga, teman sebaya, sekolah, dan tetangga. Menurut
Bronfenbrenner, murid bukan penerima pengalaman secara pasif di dalam setting
ini, tetapi murid adalah orang yang berinteraksi secara timbal balik dengan orang
lain dan membantu menkontruksi setting tersebut.
3.
Mesosistem
Kaitan
antar Mikrosistem. Contohnya adalah hubungan antara pengalaman dalam keluarga
dengan pengalaman di sekolah, dan antara keluarga dengan teman sebaya.
Misalnya, salah satu mesosistem penting
adalah hubungan antara sekolah dan keluarga. Dalam sebuah studi terhadapseribu
anak kelas delapan (atau setingkat kelas 3 SMP ke awal SMA (Epstein, 1983)
murid yang diberi kesempatan lebih banyak untuk berkomunikasi dan mengambil
keputusan,entah itu di rumah atau di kelas, menunjukkan inisiatif dan nilai
akademik yang lebih baik.
4.
Eksosistem
Kultur
yang lebih luas. Kultur adalah istilah luas yang mencakup peran etnis dan
faktor sosioekonomi dalam perkembangan anak. Kultur adalah konteks terluas di
mana murid
dan guru tinggal, termasuk nilai dan adat istiadat masyarakat. Misalnya,
beberapa kultur (seperti si negara islam semacam Mesir atau Iran), menekankan
pada peran gender tradisional. Kultur lain (seperti di AS) menerima peran
gender yang lebih bervariasi. Di kebanyakan negara islam,sistem pendidikannya
mempromosikan dominasi pria. Di Amerika, sekolah-sekolah semakin mendukung
nilai kesetaraan antara pria dan wanita
5.
Kronosistem
Kondisi
sosiohistoris dari perkembangan anak. Misalnya, murid-murid sekarang ini tumbuh
sebagai generasi yang tergolong pertama (Louv, 1990). Anak-anak sekarang adalah
generasi pertama yang mendapatkan perhatian setiap hari, generasi pertama yang
tumbuh di lingkungan elektronik yang dipenuhi dengan komputer dan bentuk media
baru, generasi pertama yang tumbuh dalam revolusi seksual, dan generasi pertama
yang tumbuh di dalam kota yang semrawut dan tak terpusat, yang tidak jelas lagi
batas antara kota, pedesaan atau subkota.
D.
Analisis
Teori
Untuk kasus Kriminalitas remaja biasanya dipengaruhi oleh
faktor internal dan eksternal. Yaitu dari dirinya sendiri maupun dari faktor
lingkungannya. Dari faktor penyebab tersebut dapat disimpulkan bahwa kasus
kriminalitas remaja termasuk dalam teori ekologi yang mikrosistem. Karena dalam
mikrosistem dimana individu menghabiskan sering banyak waktunya.
1.
Kasus
1
Dalam
kasus yang ada diatas, remaja yang
suka mabuk –mabukan sudah marak marak di lingkungan masyarakat.
Termasuk kedalam Mikrosistem,
yaitu lingkungan individu yang
tidak baik, bisa dari lingkungan
keluarga, sekolah yang kurang
mendukung maupun teman
sebayanya yang mempengaruhi hal jelek. Serta respon timbal balik dari
remaja tersebut untuk
menerima pengaruh-pengaruh dari lingkungannya tersebut. Remaja yang masih labil membuat
mereka tidak bisa memilih
dan memilah mana yang baik dan salah. Sehingga, teori-teori yang ada merupakan
salah satu faktor dari
lingkungannya beserta hubungan timbal balik dari pelakunya. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa faktor penyebabnya adalah dari faktor internal maupun
eksternal.
2.
Kasus
2
Kasus
pengangkutan 4 remaja putri
yang terjadi karena
remaja putri dianggap
tidak seharusnya barada di antara tawuran yang terjadi. Pada dasarnya termasuk kedalam Mikrosistem karena dipengaruhi oleh
faktor ajakan dari rekannya yang membuat remaja putri tersebut mau berada di
kondisi seperti itu. Namun, dari remaja putrinya sendiri juga tidak ada
penolakan sama sekali atau melakukan respon timbal balik terhadap rekannya
tersebut. Teori ekologi yang berdasarkan
lingkungan bisa menjadi faktor pada kasus ini. Karena, bisa jadi para remaja putri tinggal di lingkungan yang
terdapat banyak orang yang melakukan hal tersebut atau teman sebayanya juga banyak yang seperti itu.
3.
Kasus
3
Jika dikaitkan dengan kasus diatas, Penyebab terjadinya pesta miras yang dilakukan oleh enam remaja seperti kasus diatas disebabkan karena adanya faktor kebiasaan yang dilakukan oleh remaja putra dan putri tersebut atau juga pengaruh lingkungan teman sebaya yang tidak baik tetapi juga di respon oleh para remaja tersebut sehingga termasuk teori Ekologi Mesosistem. Dorongan untuk melakukan perta miras tersebut timbul karena mereka merasakan sensasi tersendiri setelah meminum miras dan pil-pil berbahaya tersebut.
E.
Solusi
Konseptual
1.
Tindakan Preventif
Usaha pencegahan timbulnya kenakalan
remaja secara umum :
a.
Mengenal dan mengetahui
ciri umum dan khas remaja
b.
Mengetahui
kesulitan-kesulitan yag secara umum dialami oleh para remaja.
Kesulitan-kesulitan manakah yang biasanya menjadi sebab timbulnya penyaluran
dalam bentuk kenakalan
2.
Tindakan Represif
Usaha menindak pelanggaran norma-norma
sosial dan moral dapat dilakukan dengan mengadakan hukuman terhadap setiap
perbuatan pelanggaran. Yaitu dengan:
a. Di
Rumah, remaja harus menaati peraturan dan tata cara yang berlaku. Di samping
itu perlu adanya semacam hukuman yang dibuat oleh orangtua terhadap pelanggaran
tata tertib dan tata cara keluarga. Pelaksanaan tata tertib harus dilakukan
dengan konsisten. Setiap pelanggaran yang sama harus dikenakan sanksi yang
sama. Sedangkan hak dan kewajiban anggota keluarga mengalami perubahan sesuai
dengan perkembangan dan umur.
b. Di
Sekolah, Kepala sekolah yang berwenang dalam pelaksanaan hukuman terhadap pelanggaran
tata tertib sekolah. Dalam beberapa hal guru jjuga bertindak. Akan tetapi
hukuman yang berat seperti skorsing maupun pengeluaran dari sekolah merupakan
wewenang dari kepala sekolah. Guru dan staf pembimbing bertugas untuk
menyampaikan data mengenai pelanggaran dan kemungkinan pelanggaran maupun
akibatnya.
3.
Tindakan Persuasif
Usaha Pembinaan Remaja
saat terjadi pelanggaran. Yaitu dengan usaha pembinaan yang terarah para remaja
tidak akan mengulangi pelanggarn lagi dan akan mengembangkan dirinya dengan
baik sehingga keseimbangan diri akan dicapai dimana terciptanya hubungan yang
serasi antara aspek rasio dan aspek emosi. Pikiran yang sehat akan mengarahkan
mereka ke perbuatan yang lebih pantas, sopan, dan bertanggung jawab yang
diperlukan dalam menyelesaikan kesulitan atau persoalan masing-masing.
4.
Tindakan Kuratif
Dilakukan setelah tindakan pencegahan lainnya
dilaksanakan dan dianggap perlu mengubah tingkah laku si pelanggar remaja itu
dengan memberikan pendidikan lagi. Pendidikan diulang melalui pembinaan secara
khusus, hal mana sering ditanggulangi oleh lembaga khusus maupun perorangan
yang ahli dalam bidang tersebut.
F. Peran Admininstrasi
Pendidikan
Peran
administrasi pendidikan dalam kasus 1 “Remaja Mabuk Digelandang Polisi di Kutai Barat”, Kasus 2 “Pengangkutan
4 remaja putri dalam tawuran di Depok”, Dan kasus 3 “6 Pelajar SMK Kepergok Pesta Miras di Sawah”
adalah Jurusan administrasi pendidikan sebagai administrator dapat
1.
Planning :
a.
Membuat program sekolah
yang didalamnya terdapat pendidikan karakternya. Sehingga karakter dari setiap
peserta didik bisa kuat dan bisa membentuk siswa yang baik sehingga dari
siswanya sendri dapat memilah mana perbuatan baik dan mana perbuatan buruk.
Serta juga dapat membuat sebuah program sekolah untuk membimbing para peserta
didik putri agar dapat menghindari lingkungan yang buruk dan mampu menjaga
dirinya. Program sekolah yang dapat diadakan seperti Workshop khusus tentang
dunia perempuan. Dari program tersebut, mampu membuat para peserta didik putri
memposisikan dirinya di lingkungannya.
b.
Membuat program
ekstrakurikuler.Sehingga dapat membuat siswanya lebih aktif dalam hal positif
dan juga memberikan sarana untuk mengembangkan talenta dari masing-masing siwa.
2.
Organizing
a.
Menyusun pembagian
tugas guru dalam pelaksanaan program sesuai sengan bakat, minat, pengetahuan,
dan kepribadian masing-masing guru tersebut dalam melaksanakan tugasnya.
3.
Directing
a. Memberikan
arahan kepada guru tentang tugasnya
dalam pelaksanaan program tersebut.
b. Memberikan
arahan kepada guru agar memberi
perhatian lebih serta memberikan
motivasi kepada peserta didiknya agar tidak melakukan hal-hal yang
menyimpang.
BAB III
PENUTUP
Pada bab ini diuraikan tentang, (a) kesimpulan, dan (b) saran. Berikut
raiannya:
A. KESIMPULAN
Kriminalitas
yang dilakukan remaja tidak hanya disebabkan oleh faktor internal atau dari
diri pelakunya saja, tetapi juga terdapat dorongan dari lingkungannya. Seperti
yang terdapat pada teori Ekologi Mikorosistem yang dipengaruhi oleh faktor
Keluarga, Sekolah, Teman sebaya dan lingkungannya.
Jadi
kesimpulannya, kriminalitas itu bisa terjadi bukan karena niat dari si pelaku
saja tetapi juga karena adanya kesempatan maka dari itu kita harus bisa tidak
memberikan kesempatan pada para remaja untuk melakukan tindakan kriminalitas.
B.
SARAN
Sebaiknya, untuk para remaja diharapkan dapat dengan mudah
mengontrol emosinya dan tidak mudah terpengaruh oleh lingkungannya. Selain itu untuk
para orang tua seharusnya lebih memperhatikan anaknya sehingga sang anak tidak
sampai melakukan tindakan yang mengarah kepada kriminalitas.
DAFTAR RUJUKAN
Beritajatim.com. 2016. (Online)
(http://m.beritajatim.com/hukum_kriminal/280579/6_pelajar_smk_kepergok_pesta_miras_di_sawah.html, diakses pada 3 April
2017)
KoranKaltim.com.2017. (Online). (http://www.korankaltim.com/remaja-mabuk-digelendang-polisi/, diakses pada 3 April 2017)
KRIMINALITAS.COM. 2017.
(Online). (http://kriminalitas.com/bubarkan-tawuran-remaja-tim-jaguar-depok-angkut-empat-cabe-cabean/, diakses pada 2 April 2017)
Santrock, John W. 2002. Life Span Development : Perkembangan Masa Hidup,
Edisi 5, Jilid 1. Jakarta : Erlangga
0 komentar:
Posting Komentar