Total Tayangan Halaman

Minggu, 28 April 2019

Maraknya Kekerasan dalam Dunia Pendidikan


Maraknya Kasus Kekerasan yang terjadi dalam Dunia Pendidikan

Kasus kekerasan dalam dunia pendidikan untuk saat ini memanglah berada pada kondisi yang sangat serius. Banyak berita-berita diluar sana yang menginformasikan kekerasan di dunia pendidikan terjadi, entah kekerasan yang dilakukan oleh siswa sesama siswa (bullying) maupun kekerasan siswa antar guru. Hal tersebut sangatlah menjadi perhatian khusus untuk masyarakat saat ini. Banyak yang beranggapan bahwa kekerasan yang terjadi di sekolah disebabkan karena  faktor kepribadian siswa yang buruk karena keluarga dan sekolah yang kurang menerapkan pendidikan karakter kepada anak atau siswanya sehingga siswa tidak lagi memiliki sikap peduli terhadap sesama dan sikap sopan santun kepada gurunya. Siswa juga tidak lagi menganggap guru sebagai panutan sehingga terkesan tidak mau menghormati guru.
Hal tersebut memang tidak sepenuhnya kesalahan siswa, tetapi juga kesalahan dari keluarga maupun pihak sekolah. Pihak keluarga hendaknya memberikan pengetahuan tentang sopan santun sejak dini karena orang tua merupakan faktor utama dalam pembentuk kepribadian seorang anak. Pihak sekolah pun bisa menekankan pendidikan karakter kepada siswa dengan cara memasukkan pendidikan karakter di setiap mata pelajaran dan di kegiatan-kegiatan yang diadakan sekolah. Jika pendidikan karakter tersebut selalu ditekankan kepada siswa, maka siswa akan lebih menghargai dan menghormati orang lain. Sekolah juga perlu membuat peraturan-peraturan terkait hal apa saja yang harus di patuhi oleh seluruh warga sekolah. Selain itu sekolah juga perlu melakukan pemeriksaan terkait apa yang diajarkan guru, apakah telah sesuai atau belum dengan kondisi atau keadaan siswanya. Kinerja guru juga perlu dipantau oleh pihak sekolah karena kinerja guru juga akan berpengaruh kepada siswanya karena guru merupakan panutan bagi seorang siswa, apa saja yang dilakukan oleh guru pastilah dilihat dan ditiru oleh siswa.
Joko Widodo, Presiden Republik Indonesia juga menyampaikan bahwa yang paling penting adalah menumbuhkan nilai kesatuan, tata krama, karena dalam sekian tahun kita kehilangan nilai-nilai itu. Untuk itu kita sebaiknya harus berlomba-lomba untuk menumbuhkan nilai-nilai tersebut kepada anak sehingga tidak akan ada lagi kekerasan yang terjadi di dunia pendidikan.
Maraknya aksi bullying juga disebabkan karena banyaknya game yang bermuatan kekerasan. Seiring berkembangnya teknologi, semakin banyak dampak yang akan ditimbulkan pada generasi saat ini. Dampak positif terkait perkembangan teknologi tidak lain adalah kita bisa lebih cepat untuk mencari dan mendapatkan informasi. Untuk para individu juga lebih dengan mudah menemukan teman di media sosial. Tetapi perkembangan teknologi juga memberikan dampak negatif jika disalahgunakan dan tidak dipahami secara baik fungsi dan kode etiknya.
Anak-anak diusia siswa untuk saat ini lebih memilih untuk bermain game online di gadgetnya masing-masing daripada memainkan permainan tradisional. Memang ada game online yang berkonten positif untuk perkembangan anak, tetapi banyak juga game online yang mengandung konten kekerasan, pornografi, perjudian, dan perilaku sosial yang menyimpang. Game bermuatan kekerasan yang biasa di mainkan oleh anak-anak berusia sekolah inilah yang menjadikan maraknya aksi bullying di dunia pendidikan. Sebagian anak mungkin mempraktikkan adegan yang dilihat dan dimainkannya di game online yang biasa dimainkan. Hal teserbut seharusnya menjadi perhatian khusus oleh orang tua untuk memantau apa saja yang dimainkan oleh anaknya. Orang tua juga bisa membatasi anak untuk bermain game di gadget sehingga anak tidak setiap saat hanya fokus kepada gamenya saja. Perhatian dari orang tua sangat diperlukan untuk hal ini. Jika orang tua mau memberikan perhatian dan pengertian kepada anaknya di rumah, maka anak pun akan menuruti apa saja yang telah dikatakan atau diajarkan oleh orang tuanya.
Pihak sekolah juga bisa memantau penggunaan gadget dari siswanya melalui orang tua, sehingga sekolah harus bisa berkomunikasi secara efektif dengan para orang tua siswa. Untuk pihak sekolah mungkin bisa membuat peraturan untuk siswa hanya boleh membawa gadget ke sekolah pada saat diperlukan yaitu saat sekolah yang meminta membawa gadget untuk mendukung kegiatan sekolah, tetapi untuk setiap harinya tidak diperbolehkan membawa. Untuk mencegah adanya siswa yang melanggar peraturan tersebut, pihak sekolah juga bisa melakukan pemeriksaan tas siswa sehingga bisa diketahui siswa tersebut melanggar peraturan sekolah yang telah ditetapkan atau tidak.
KPAI pun telah meminta kepada pemerintah untuk secara tegas mengatasi game yang bermuatan kekerasan tersebut agar nantinya tidak ada lagi kekerasan (bullying) di dunia pendidikan. Game bermuatan kekerasan juga bisa diganti dengan game yang berkonten edukatif sehingga anak tidak hanya fokus kepada gamenya saja tetapi juga bisa mendapat pendidikan atau pengetahuan pada saat sedang bermain game.

   


0 komentar:

Posting Komentar