Maraknya Kasus Kekerasan yang
terjadi dalam Dunia Pendidikan
Kasus kekerasan dalam dunia pendidikan untuk saat ini memanglah berada pada
kondisi yang sangat serius. Banyak berita-berita diluar sana yang
menginformasikan kekerasan di dunia pendidikan terjadi, entah kekerasan yang
dilakukan oleh siswa sesama siswa (bullying) maupun kekerasan siswa antar guru.
Hal tersebut sangatlah menjadi perhatian khusus untuk masyarakat saat ini.
Banyak yang beranggapan bahwa kekerasan yang terjadi di sekolah disebabkan
karena faktor kepribadian siswa yang
buruk karena keluarga dan sekolah yang kurang menerapkan pendidikan karakter
kepada anak atau siswanya sehingga siswa tidak lagi memiliki sikap peduli
terhadap sesama dan sikap sopan santun kepada gurunya. Siswa juga tidak lagi
menganggap guru sebagai panutan sehingga terkesan tidak mau menghormati guru.
Hal tersebut memang tidak sepenuhnya kesalahan siswa, tetapi juga kesalahan
dari keluarga maupun pihak sekolah. Pihak keluarga hendaknya memberikan
pengetahuan tentang sopan santun sejak dini karena orang tua merupakan faktor
utama dalam pembentuk kepribadian seorang anak. Pihak sekolah pun bisa
menekankan pendidikan karakter kepada siswa dengan cara memasukkan pendidikan
karakter di setiap mata pelajaran dan di kegiatan-kegiatan yang diadakan
sekolah. Jika pendidikan karakter tersebut selalu ditekankan kepada siswa, maka
siswa akan lebih menghargai dan menghormati orang lain. Sekolah juga perlu
membuat peraturan-peraturan terkait hal apa saja yang harus di patuhi oleh
seluruh warga sekolah. Selain itu sekolah juga perlu melakukan pemeriksaan
terkait apa yang diajarkan guru, apakah telah sesuai atau belum dengan kondisi
atau keadaan siswanya. Kinerja guru juga perlu dipantau oleh pihak sekolah
karena kinerja guru juga akan berpengaruh kepada siswanya karena guru merupakan
panutan bagi seorang siswa, apa saja yang dilakukan oleh guru pastilah dilihat
dan ditiru oleh siswa.
Joko Widodo, Presiden Republik Indonesia juga menyampaikan bahwa yang
paling penting adalah menumbuhkan nilai kesatuan, tata krama, karena dalam
sekian tahun kita kehilangan nilai-nilai itu. Untuk itu kita sebaiknya harus
berlomba-lomba untuk menumbuhkan nilai-nilai tersebut kepada anak sehingga
tidak akan ada lagi kekerasan yang terjadi di dunia pendidikan.
Maraknya aksi bullying juga disebabkan karena banyaknya game yang bermuatan
kekerasan. Seiring berkembangnya teknologi, semakin banyak dampak yang akan
ditimbulkan pada generasi saat ini. Dampak positif terkait perkembangan
teknologi tidak lain adalah kita bisa lebih cepat untuk mencari dan mendapatkan
informasi. Untuk para individu juga lebih dengan mudah menemukan teman di media
sosial. Tetapi perkembangan teknologi juga memberikan dampak negatif jika
disalahgunakan dan tidak dipahami secara baik fungsi dan kode etiknya.
Anak-anak diusia siswa untuk saat ini lebih memilih untuk bermain game
online di gadgetnya masing-masing daripada memainkan permainan tradisional. Memang
ada game online yang berkonten positif untuk perkembangan anak, tetapi banyak
juga game online yang mengandung konten kekerasan, pornografi, perjudian, dan
perilaku sosial yang menyimpang. Game bermuatan kekerasan yang biasa di mainkan
oleh anak-anak berusia sekolah inilah yang menjadikan maraknya aksi bullying di
dunia pendidikan. Sebagian anak mungkin mempraktikkan adegan yang dilihat dan
dimainkannya di game online yang biasa dimainkan. Hal teserbut seharusnya
menjadi perhatian khusus oleh orang tua untuk memantau apa saja yang dimainkan
oleh anaknya. Orang tua juga bisa membatasi anak untuk bermain game di gadget
sehingga anak tidak setiap saat hanya fokus kepada gamenya saja. Perhatian dari
orang tua sangat diperlukan untuk hal ini. Jika orang tua mau memberikan
perhatian dan pengertian kepada anaknya di rumah, maka anak pun akan menuruti
apa saja yang telah dikatakan atau diajarkan oleh orang tuanya.
Pihak sekolah juga bisa memantau penggunaan gadget dari siswanya melalui
orang tua, sehingga sekolah harus bisa berkomunikasi secara efektif dengan para
orang tua siswa. Untuk pihak sekolah mungkin bisa membuat peraturan untuk siswa
hanya boleh membawa gadget ke sekolah pada saat diperlukan yaitu saat sekolah yang
meminta membawa gadget untuk mendukung kegiatan sekolah, tetapi untuk setiap
harinya tidak diperbolehkan membawa. Untuk mencegah adanya siswa yang melanggar
peraturan tersebut, pihak sekolah juga bisa melakukan pemeriksaan tas siswa
sehingga bisa diketahui siswa tersebut melanggar peraturan sekolah yang telah
ditetapkan atau tidak.
KPAI pun telah meminta kepada pemerintah untuk secara tegas mengatasi game
yang bermuatan kekerasan tersebut agar nantinya tidak ada lagi kekerasan
(bullying) di dunia pendidikan. Game bermuatan kekerasan juga bisa diganti
dengan game yang berkonten edukatif sehingga anak tidak hanya fokus kepada
gamenya saja tetapi juga bisa mendapat pendidikan atau pengetahuan pada saat sedang
bermain game.
0 komentar:
Posting Komentar