Total Tayangan Halaman

Kamis, 07 Februari 2019

Komitmen Kepala Sekolah terhadap implementasi Total Quality Management (TQM) di sekolah


KOMITMEN KEPALA SEKOLAH TERHADAP IMPLEMENTASI TOTAL QUALITY MANAGEMENT (TQM) DI SEKOLAH
Firda Rizkita Nanda

Firdarizkita8@gmail.com
Administrasi Pendidikan Universitas Negeri Malang,
Jl Semarang No. 5 Malang 65145

Abstrak: Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui komitmen kepala sekolah terkait penerapan total quality manajemen yang ada di sekolah. Dalam penelitian ini menggunakan metode kajian review. Hasil penelitiannya yakni dengan adanya komitmen untuk melakukan penerapan Total Quality Management (TQM) secara efektif oleh kepala sekolah diharapkan mampu meningkatkan kualitas secara berkelanjutan yang berorientasi pada kepuasan pelanggan, yaitu agar Output yang dimiliki oleh sekolah bisa unggul.

Kata Kunci: Total Quality Management, Komitmen Kepala Sekolah

Abstract: The purpose of this study was to determine the commitment of principals regarding the implementation of total quality management in schools. In this study used method is review. The results of his research, namely the commitment to implement Total Quality Management (TQM) effectively by the school principal, are expected to be able to improve quality in a sustainable manner that is oriented to customer satisfaction, namely that that the output possessed by the school can be superior.

Keyword: Total Quality Management, Principal Commitment

PENDAHULUAN
Pendidikan merupakan faktor penentu kemajuan, jika suatu bangsa menyelenggarakan pendidikan dengan baik, kualitas bangsa tersebut juga akan baik. Menurut Mulyasa (2005:31) peran dan tanggung jawab dari pendidikan yaitu membuat bangsa cerdas dan professional sesuai bidangnya. Menurut Undang-Undang tentang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 tahun 2003 pendidikan ialah kegiatan yang dilakukan degan sadar dan telah direncanakan dalam upaya merealisasikan kondisi pembelajaran untuk pengembangan potensi peserta didik. Dalan orientasinya pada mutu, suatu sekolah diharapkan untuk melakukan pergerakan dengan membuat suatu inovasi baru, dan juga memposisikan diri sebagai lembaga yang berfokus pada tuntutan kebutuhan dari masyarakat yang selalu terjadi pengembangan. Sehingga sekolah diharapkan agar selalu berupaya meningkatkan standar proses dan menyempurnakan hasil pendidikan sehingga mampu menciptakanoutput” yang sesuai dengan yang diinginkan oleh masyarakat.
Menurut Munir (2008:7) penentu kebijakan yang ada di sekolah atau biasa dipanggil dengan kepala sekolah harus mampu melaksanakan dan menyelesaikan peran atau tugasnya secara sepenuh hati dan maksimal dengan cara bisa menjadi pemimpin dari sekolahnya dengan baik dan mempunyai arahan yang jelas serta selalu mengedepankan aspek pencapaian tujuan semaksimal mungkin agar mampu membuat mutu dan kualitas pendidikan yang ada di sekolah bisa meningkat. Upaya tesebut pasti berpengaruh kepada kualitas output siswa kedepannya. Sehingga kepala sekolah seharusnya bisa berwawasan secara luas, mempunyai keahlian dalam hal manajerial, berkarisma sebagai seorang pemimpin serta memiliki pengetahuan yang luas terkait peran dan tugasnya sebagai seorang pemimpin di sekolah (kepala sekolah). Jika kepala sekolah tersebut ingin bisa membina, membimbing dan mengantarkan semua komponen yang terdapat di sekolahnya secara terarah yang berfokus kepada tujuan atau yang dimiliki, maka kemampuan tersebut harus dimiliki oleh kepala sekolah. Dengan adanya peran tersebut maka dalam implementasi TQM yang dilaksanakan kepala sekolah haruslah selalu mengupayakan pencapaian tujuan dari implementasi TQM itu sendiri, yakni mampu memperbaiki kualitas dan mencapai kepuasan pelanggannya. Dalam implementasi TQM yang ada di sekolah, ada model dalam mengelola sekolah yang membuat seseorang untuk lebih mandiri, mengutamakan kepuasan pelanggan, dan mampu menghadapi dan mengatasi tantangan yang ada dalam pendidikan. Hal tersebut sering disebut dengan School Based Quality Improvement Management (SBQIM) (Mulyasa, 2002).

METODE
Penelitian ini menggunakan metode penelitian literatur review atau tinjauan pustaka. Yakni berupa mencari beberapa jurnal yang digunakan sebagai acuan untuk pengerjaannya. Langkah yang diambil oleh peneliti yaitu dengan mencari permasalahan yang sesuai, mencari sumber lain yang relevan, menganalisis kesamaan dan ketidaksamaan (membandingkan), menganalisis, meringkas, dan memberikan pandangan dari peneliti.
Dalam penelitian ini, studi terhadap bahan pustaka yang dilakukan oleh peneliti untuk mengetahui komitmen kepala sekolah dalam mengimplementasikan TQM secara efektif di sekolah. Paparan mengenai komitmen kepala sekolah dan implementasi TQM secara efektif di sekolah dari penelitian terdahulu akan dirangkum hingga diperoleh informasi terkait komitmen atau peran kepala sekolah untuk meningkatkan kualitas dan mencapai kepuasan pelanggan.

HASIL
Total Quality Manajemen (TQM) memang tidaklah mudah untuk dilaksanakan di sekolah. Kepala sekolah harus mampu memperhatikan karakteristik komitmen dalam dirinya  sehingga mampu meningkatkan kualitas sekolahnya secara bertahap. Komitmen yang ada pada diri kepala sekolah merupakan poin puncak dalam implementasi TQM di sekolah sehingga merupakan faktor utama yang memiliki peran untuk meningkatan kualitas dan memenuhi kepuasan pelanggan. Pada kenyataannya kepala sekolah di banyak sekolah memang sudah berkomitmen untuk mengimplementasikan Total Quality Manajemen (TQM) di sekolahnya. Hal itu bisa terlihat dari kemampuan kepala sekolah untuk melakukan pengendalian maupun perbaikan saat adanya ketidaksesuaian pelaksanaan kegiatan yang ada di sekolah dan juga mampu membagi peran dan tanggung jawab dari masing-masing komponen sekolah. Karena dengan adanya penerapan TQM di sekolah maka akan membantu memperjelas peranan dari komponen sekolah. Jika kepala sekolah di suatu sekolah tidak memiliki komitmen yang jelas, maka proses perubahan mutu yang ada juga tidak mungkin dapat berjalan dengan lancar nantinya. Hambatan yang sering ditemui oleh kepala sekolah dalam implementasi TQM di sekolahnya kebanyakan ada pada saat kegiatan pengukuran yaitu belum bisa mengukur dan mengetahui tingkat kualitas yang ada pada sekolahnya. Kepala sekolah perlu mempelajari cara mengumpulkan data dan menganalisis data. Saat kepala sekolah telah mampu mengumpulkan dan menganalisis data, maka ara mereka akan mampu melakukan pengukuran dan mampu mengetahui nilai tambah yang ada pada sekolahnya.
Adanya komitmen yang dimiliki oleh kepala sekolah merupakan indikator pencapaian dalam implementasi TQM di sekolah. Peningkatan kualitas dan kepuasan pelanggan merupakan indikator keberhasilannya. Peningkatan kualitas dapat dilihat dari perkembangan sekolah tersebut dan cara kepala sekolah mengatasi atau mengendalikan permasalahan yang ada di sekolah. Kepuasan pelanggan dapat dilihat dari hasil atau nilai akademik yang didapatkan oleh peserta didik. Mutu bukan berasal dari keinginan sekolah, tetapi harus sesuai dengan persyaratan yang diinginkan oleh pelanggan.
PEMBAHASAN
Kepala sekolah dan keefektifan memimpin
Leadership Development atau Pengembangan kepemimpinan mempunyai pengertian pengembangan kemampuan sesorang untuk bisa lebih efektif lagi dalam proses penerapan tugasnya dan dalam proses kepemimpinannya. Dalam definisi pengembangan kepemimpinan menurut Prabowo (2012) ada tiga hal yaitu: Setiap individu harus bisa memperluas kapasitas kepemimpinannya, menciptakan seseorang yang lebih efektif dalam penerapan peran dan proses kepimimpinannya, kepemimpinan difokuskan kepada pengembangan kapasitas pada setiap inividu. Kunci utamanya yaitu masing-masing individu mampu untuk tumbuh, dan belajar serta mengalami perubahan. Menurut Handoko (1995:297) sifat kepemimpinan meliputi: 1) kebutuhan yang ada terhadap prestasi dalam pekerjaan, meliputi mau mencari tugas dan berkeinginan untuk sukses di kedepannya. 2) kecerdasan yang meliputi mampu berfikir secara kreatif, dapat membuat kebijakan-kebijakan. 3) ketegasan atau kemampuan dalam menciptakan suatu keputusan dan cara untuk menyelesaikan suatu permasalahan dengan cepat dan tepat. 4) percayaan diri atau memandang diri sendiri bisa menghadapi masalah yang ada. 5) kemampuan yang ada saat berkedudukan sebagai seorang pengawas (supervisory ability) atau sebagai pelaksana fungsi yang ada di dasar manajemen. 6) berinisiatif agar memiliki sikap tidak bergantung kepada orang lain. Tujuan dari sekolah yang merupakan pendidikan formal yaitu menciptakan seseorang yang memiliki kepribadian terkait pengembangan intelektual pada diri siswa. Dalam kepemimpinnya, kepala sekolah harus mampu paham, melakukan pemecahan dan memperbaiki kekurangan yang ada di lingkungan sekolah.
Kepala sekolah harus memiliki komitmen yang tinggi terhadap suatu mutu. Mutu yakni suatu budaya perubahan yang membuat organisasi bisa mengganti cara kerjanya. Manajemen dituntut untuk bisa mendukung proses perubahan untuk meningkatkan mutu mereka meskipun orang biasanya tidak mau berubah. Adapun ciri-ciri Kepala sekolah yang mengagumkan menurut Sergiovanni, dkk. (1987b:293) yakni: (a) pemahamannya luas mengenai komponen pada sekolah yang dipimpinnya misalnya yaitu kepala sekolah paham terkait perubahan yang telah terjadi di sekolah; (b) memiliki sikap toleransi terhadap situasi ambiguitas, dan mampu paham bahwa budaya yang ada di sekolah selalu berkembang sepanjang waktu. (c) sulit mengatakan ‘tidak’ untuk membantu para guru dan peserta didik agar mereka bisa selalu tumbuh dan berkembang; (d) senang bekerja sama dengan orang lain sehingga orang lain tersebut dapat mencapai keberhasilan; dan (e) memiliki kemampuan untuk ‘mendengarkan’ pendapat orang lain.

Implementasi Total Quality Management di sekolah
Menurut Rivai (2009:479) TQM merupakam satu kesatuan alat, prinsip dan langkah yang mampu menjadi petunju dalam praktik pelaksanaan suatu organisasi. Implementasi Total Quality Management (TQM) merupakan penerapan konsep manajemen yang melibatkan seluruh komponen organisasi secara bersama-sama dan berkontribusi dalam kebijakan organisasi sehingga mampu fokus terhadap perbaikan mutu sutu produk untuk dapat mencapai kepuasan pelanggan (customer). Beberapa hal pokok yang perlu diperhatikan saat implementasi TQM di dunia pendidikan, yaitu:
1.    Kegiatan memperbaiki dilakukan dengan beratahap dan terus menerus. Agar mampu menjamin semua komponen penyelenggaraan pendidikan telah mampu mencapai standar mutu yang diinginkan atau ditetapkan, maka Institusi pendidikan juga harus senantiasa bisa memperbaharui proses berdasarkan kebutuhan dan tuntutan yang ada. Orang yang mengelola juga harus mau melakukan segala cara untuk perbaikan dan peningkatan secara bertahap dan terus menerus untuk
2.    Mampu menetapkan Standar Mutu (Quality assurance). Menetapkan standar mutu yang berasal dari semua komponen yang bekerja pada proses produksi atau lulusan institusi pendidikan. Standar tersebut meliputi kepemilikan kemampuan dasar pembelajaran sesuai dengan jenjang pendidikan, kurikulum, dan evaluasi.
3.    Adanya Perubahan Kultur atau budaya (change of culture). Pemimpin harus bisa membangun kesadaran kepada para anggotanya terkait pentingnya mempertahankan dan meningkatkan mutu pembelajaran di sekolah.
4.    Adanya Perubahan Organisasi (upside-down-organization). Penerapan pada lingkungan sekolah mampu terlaksana dengan bentuk perubahan struktur organisasi sekolah dalam manajemen berbasis sekolah dengan struktur konvensional dari atas ke bawah. Maka dalam struktur baru tersebut bisa berubah dari bawah ke atas.
5.    Mampu mempertahankan hubungan dengan para pelanggannya (keeping close to the customer). Jika hubungan antara institusi pendidikan dengan orang tua siswa, masyarakat maupun pihak lain sudah terlaksana dengan baik, maka institusi atau sekolah tersebut akan mampu menjalin hubungan yang baik dengan para “pelanggannya”.
Implementasi TQM pada sekolah memerlukan komitmen yang berasal dari kepala sekolah mengenai perbaikan kualitas sekolah. Pimpinan tertinggi suatu sekolah (kepala sekolah) berkewajiban untuk mencapai budaya kualitas. Komitmen mengenai kualitas di sekolah dimulai dari level kepala sekolah hingga kepada level terbawah. Usaha lain untuk meningkatkan TQS (Total Quality Schools) yaitu saat kepala sekolah mampu mempertahankan level tertinggi dari komitmennya. Dengan kata lain, komitmen merupakan strategi agar mampu menjaga sekolah dan memperoleh atau meningkatkan kualitasnya.
Aplikasi konsep TQM pada sekolah bermakna bahwa setiap langkah selalu difokuskan kepada kebutuhan para pelanggannya dan perbaikan kualitas dari semua input. Komitmen mengenai kualitas harus dimiliki oleh para kepala sekolah. Dengan adanya komitmen yang dimiliki oleh Kepala Sekolah untuk mengimplemetasikan TQM di sekolah, maka akan mendukung proses perubahan sehingga akan meningkatkan mutu dan output yang dihasilkan oleh sekolah tersebut bisa berkualitas.

SIMPULAN DAN SARAN
Kepala sekolah dalam hal pelaksanaan tugas harus bisa membuat dan menjalankan kebiajan yang ada di sekolah secara baik dan harus memiliki komitmen yang kuat terhadap sekolah tempat bekerja demi mencapai tujuan dari sekolah itu sendiri. Kepala sekolah harus memiliki komitmen kuat terhadap suatu mutu. Jika kepala sekolah di suatu sekolah tidak memiliki komitmen yang jelas, maka proses perubahan mutu yang ada juga tidak mungkin dapat berjalan dengan lancar nantinya. Implementasi TQM di sekolah berarti difokuskan kepada kebutuhan yang dimiliki pelanggan bukan dari yang diinginkan oleh sekolah. Kepala sekolah seharusnya mampu menjadi teladan bagi para guru lain di sekolah, agar memudahkan pencapaian tujuan sekolah yaitu menjadikan sekolah yang berkualitas (akademik maupun non akademik) dan mampu mencapai kepuasan pelanggan.

DAFTAR RUJUKAN
Handoko. 1995. Manajemen. Yogyakarta: BPFE
Miyono Noor. 2013. Komitmen Menjadi Kepala Sekolah Berkualitas Melalui Otoritas Profesional Dan Moral. Jurnal Manajemen Pendidikan. (Journal.upgrise.ac.id) diakses 12 November 2018
Mulyasa, E. 2002. Manajemen Berbasis Sekolah. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Mulyasa, E. 2005. Menjadi Kepala Sekolah Profesional. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Munir Abdullah. 2008. Menjadi Kepala Sekolah Efektif. Jogjakarta: Ar Ruzz Media.
Prabowo. 2012. Kepemimpinan dalam Manajemen Berbaasis Sekolah. (online) (staff.uny.ac.id). Diakses pada 12 November 2018
Rivai Veithrizal. 2009. Education Management; Analisis Teori dan Praktik. Jakarta: Raja Grafindo Persada
Sergiovanni. 1987b. EducationalGovernance and Administration. 2 nd . Ed. Englewood Cliffs, N.J.: Prentice-Hall,
Syukron, Kurniatun, Bakar. 2016. Pengaruh Komitmen Pegawai Sekolah Terhadap Eektivitas Implementasi Total Quality Management (TQM) Di Smkn Se-Kota Cimahi. Jurnal Administrasi Pendidikan, (Online). (https://www.google.com), diakses 12 November 2018
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Online), (www.komisiinformasi.go.id), diakses 18 November 2018.

0 komentar:

Posting Komentar