KOMITMEN
KEPALA SEKOLAH
TERHADAP
IMPLEMENTASI TOTAL QUALITY MANAGEMENT (TQM) DI SEKOLAH
Firda Rizkita Nanda
Firdarizkita8@gmail.com
Administrasi Pendidikan Universitas
Negeri Malang,
Jl Semarang No. 5 Malang 65145
Abstrak: Tujuan penelitian ini adalah
untuk mengetahui komitmen kepala sekolah terkait penerapan
total quality manajemen yang ada di sekolah. Dalam penelitian ini menggunakan metode
kajian review. Hasil penelitiannya yakni dengan adanya komitmen untuk melakukan
penerapan Total Quality Management (TQM) secara efektif oleh kepala sekolah
diharapkan mampu meningkatkan kualitas secara berkelanjutan yang berorientasi
pada kepuasan pelanggan, yaitu agar
Output yang dimiliki oleh sekolah bisa unggul.
Kata Kunci: Total Quality
Management, Komitmen Kepala Sekolah
Abstract: The
purpose of this study was to determine the commitment of principals regarding
the implementation of total quality management in schools. In
this study used method is review. The results of his research,
namely the commitment to implement Total Quality Management (TQM) effectively
by the school principal, are expected to be able to improve quality in a
sustainable manner that is oriented to customer satisfaction, namely that that
the output possessed by the school can be superior.
Keyword: Total Quality Management, Principal Commitment
PENDAHULUAN
Pendidikan merupakan faktor
penentu kemajuan, jika suatu bangsa menyelenggarakan pendidikan
dengan baik, kualitas
bangsa tersebut juga akan baik. Menurut Mulyasa (2005:31) peran dan tanggung jawab
dari pendidikan
yaitu membuat bangsa
cerdas dan
professional sesuai bidangnya. Menurut Undang-Undang tentang Sistem Pendidikan
Nasional Nomor 20 tahun 2003 pendidikan
ialah kegiatan
yang dilakukan degan sadar
dan telah direncanakan dalam upaya
merealisasikan
kondisi pembelajaran
untuk pengembangan potensi
peserta didik. Dalan orientasinya pada mutu, suatu sekolah diharapkan
untuk melakukan
pergerakan dengan membuat suatu inovasi baru, dan juga memposisikan diri sebagai lembaga yang berfokus
pada tuntutan
kebutuhan dari masyarakat
yang selalu terjadi
pengembangan. Sehingga sekolah diharapkan agar selalu berupaya meningkatkan standar proses dan
menyempurnakan hasil
pendidikan sehingga
mampu menciptakan “output” yang sesuai dengan yang
diinginkan oleh masyarakat.
Menurut
Munir (2008:7) penentu kebijakan yang
ada di sekolah atau biasa dipanggil dengan kepala sekolah harus
mampu melaksanakan
dan menyelesaikan peran
atau tugasnya secara sepenuh hati dan maksimal dengan cara bisa
menjadi pemimpin dari sekolahnya
dengan baik dan
mempunyai arahan yang jelas serta selalu mengedepankan aspek pencapaian tujuan semaksimal mungkin
agar mampu membuat mutu dan kualitas pendidikan yang ada di sekolah bisa meningkat. Upaya
tesebut pasti berpengaruh kepada kualitas output siswa kedepannya. Sehingga
kepala sekolah seharusnya bisa berwawasan secara
luas, mempunyai keahlian dalam hal manajerial, berkarisma sebagai seorang pemimpin
serta memiliki pengetahuan
yang luas terkait peran dan tugasnya sebagai seorang pemimpin di sekolah (kepala
sekolah). Jika kepala sekolah tersebut ingin bisa membina, membimbing dan mengantarkan
semua
komponen yang terdapat di sekolahnya secara
terarah yang berfokus kepada
tujuan atau yang
dimiliki, maka kemampuan tersebut harus dimiliki oleh kepala sekolah. Dengan adanya peran
tersebut maka dalam
implementasi TQM yang dilaksanakan kepala sekolah haruslah selalu mengupayakan pencapaian tujuan dari implementasi TQM itu
sendiri, yakni mampu memperbaiki kualitas dan mencapai kepuasan pelanggannya. Dalam
implementasi TQM
yang ada di sekolah,
ada model dalam
mengelola sekolah yang membuat
seseorang untuk lebih mandiri, mengutamakan kepuasan pelanggan, dan mampu menghadapi
dan mengatasi tantangan
yang ada dalam pendidikan. Hal tersebut
sering disebut
dengan School Based Quality Improvement Management (SBQIM) (Mulyasa,
2002).
METODE
Penelitian ini menggunakan metode
penelitian literatur review atau tinjauan pustaka. Yakni berupa
mencari beberapa jurnal yang digunakan
sebagai acuan untuk
pengerjaannya. Langkah
yang diambil oleh peneliti yaitu dengan mencari permasalahan yang sesuai,
mencari sumber lain yang relevan, menganalisis kesamaan dan ketidaksamaan
(membandingkan), menganalisis, meringkas, dan memberikan pandangan dari
peneliti.
Dalam penelitian ini, studi terhadap bahan pustaka yang
dilakukan oleh peneliti untuk mengetahui komitmen kepala sekolah dalam
mengimplementasikan TQM secara efektif di sekolah. Paparan
mengenai komitmen kepala
sekolah dan implementasi TQM secara efektif di sekolah dari penelitian terdahulu akan
dirangkum hingga diperoleh informasi terkait komitmen atau peran kepala sekolah untuk meningkatkan
kualitas dan mencapai kepuasan pelanggan.
HASIL
Total Quality Manajemen (TQM) memang tidaklah
mudah untuk dilaksanakan
di sekolah. Kepala sekolah harus mampu
memperhatikan karakteristik komitmen dalam dirinya sehingga mampu meningkatkan
kualitas sekolahnya
secara
bertahap.
Komitmen yang ada pada diri
kepala
sekolah merupakan poin puncak dalam implementasi TQM di sekolah sehingga merupakan
faktor utama yang memiliki peran
untuk meningkatan
kualitas dan memenuhi kepuasan pelanggan. Pada kenyataannya kepala sekolah di banyak sekolah
memang sudah berkomitmen untuk mengimplementasikan Total Quality Manajemen
(TQM) di sekolahnya. Hal itu bisa terlihat dari kemampuan kepala sekolah untuk melakukan
pengendalian maupun perbaikan saat adanya ketidaksesuaian pelaksanaan kegiatan
yang ada di sekolah dan juga mampu membagi peran dan tanggung jawab dari masing-masing
komponen sekolah. Karena dengan adanya penerapan TQM di sekolah maka akan
membantu memperjelas peranan dari komponen sekolah. Jika
kepala sekolah di
suatu sekolah tidak memiliki komitmen yang jelas, maka proses perubahan mutu yang ada juga tidak mungkin dapat berjalan dengan lancar nantinya. Hambatan
yang sering ditemui oleh kepala sekolah dalam implementasi TQM di sekolahnya
kebanyakan ada pada saat kegiatan pengukuran yaitu belum bisa mengukur dan
mengetahui tingkat kualitas yang ada pada sekolahnya. Kepala sekolah
perlu mempelajari
cara mengumpulkan data dan menganalisis data. Saat kepala sekolah telah mampu mengumpulkan dan
menganalisis
data, maka
ara
mereka akan mampu melakukan pengukuran dan mampu mengetahui nilai tambah yang ada pada sekolahnya.
Adanya komitmen yang dimiliki oleh kepala sekolah
merupakan indikator pencapaian dalam implementasi TQM di sekolah. Peningkatan kualitas
dan kepuasan pelanggan merupakan indikator keberhasilannya. Peningkatan
kualitas dapat dilihat dari perkembangan sekolah tersebut dan cara kepala
sekolah mengatasi atau mengendalikan permasalahan yang ada di sekolah. Kepuasan
pelanggan dapat dilihat dari hasil atau nilai akademik yang didapatkan oleh
peserta didik. Mutu bukan berasal dari keinginan sekolah, tetapi harus sesuai dengan persyaratan
yang diinginkan oleh pelanggan.
PEMBAHASAN
Kepala
sekolah dan keefektifan memimpin
Leadership
Development atau Pengembangan kepemimpinan mempunyai pengertian pengembangan kemampuan sesorang untuk bisa lebih
efektif lagi dalam
proses penerapan tugasnya dan dalam proses kepemimpinannya. Dalam definisi pengembangan
kepemimpinan menurut Prabowo (2012) ada tiga hal yaitu: Setiap individu harus bisa memperluas kapasitas
kepemimpinannya, menciptakan seseorang
yang lebih efektif dalam penerapan peran
dan proses kepimimpinannya,
kepemimpinan difokuskan kepada
pengembangan kapasitas pada setiap
inividu. Kunci utamanya yaitu masing-masing individu mampu untuk tumbuh,
dan belajar serta mengalami perubahan. Menurut Handoko (1995:297)
sifat kepemimpinan meliputi: 1) kebutuhan yang ada terhadap prestasi dalam pekerjaan,
meliputi mau mencari tugas
dan berkeinginan
untuk sukses di kedepannya.
2) kecerdasan yang
meliputi mampu berfikir secara
kreatif,
dapat membuat kebijakan-kebijakan.
3) ketegasan atau kemampuan dalam menciptakan suatu keputusan dan cara untuk menyelesaikan suatu permasalahan dengan cepat dan tepat. 4) percayaan diri atau memandang diri sendiri bisa
menghadapi masalah yang ada. 5)
kemampuan yang ada saat berkedudukan sebagai seorang pengawas (supervisory ability) atau
sebagai pelaksana fungsi yang ada di dasar manajemen. 6) berinisiatif agar
memiliki sikap tidak bergantung
kepada orang lain. Tujuan dari sekolah
yang merupakan pendidikan formal yaitu
menciptakan seseorang yang memiliki kepribadian terkait pengembangan intelektual pada diri
siswa. Dalam kepemimpinnya, kepala sekolah harus mampu paham, melakukan pemecahan dan memperbaiki kekurangan yang ada di lingkungan sekolah.
Kepala sekolah harus memiliki komitmen yang tinggi terhadap suatu mutu. Mutu yakni suatu budaya perubahan yang membuat organisasi bisa mengganti cara kerjanya. Manajemen dituntut untuk bisa mendukung proses perubahan untuk
meningkatkan mutu mereka meskipun
orang biasanya tidak mau berubah. Adapun ciri-ciri Kepala sekolah yang
mengagumkan menurut Sergiovanni, dkk. (1987b:293) yakni: (a) pemahamannya luas mengenai komponen pada sekolah yang
dipimpinnya misalnya yaitu
kepala sekolah paham terkait perubahan yang telah terjadi di sekolah; (b) memiliki sikap toleransi terhadap situasi ambiguitas, dan mampu paham bahwa budaya yang ada di sekolah selalu berkembang sepanjang waktu. (c) sulit mengatakan ‘tidak’ untuk membantu para
guru dan peserta didik agar mereka bisa
selalu tumbuh dan berkembang; (d) senang bekerja sama dengan orang lain sehingga orang lain
tersebut dapat mencapai keberhasilan; dan (e) memiliki kemampuan untuk
‘mendengarkan’ pendapat orang
lain.
Implementasi Total Quality
Management di sekolah
Menurut
Rivai (2009:479) TQM merupakam
satu kesatuan alat, prinsip dan langkah yang mampu menjadi petunju dalam
praktik pelaksanaan suatu organisasi. Implementasi Total Quality Management (TQM) merupakan penerapan konsep
manajemen yang melibatkan seluruh komponen organisasi secara bersama-sama
dan berkontribusi dalam kebijakan organisasi sehingga mampu fokus
terhadap perbaikan mutu sutu produk untuk dapat mencapai kepuasan pelanggan (customer).
Beberapa
hal pokok yang perlu diperhatikan saat implementasi TQM di dunia pendidikan,
yaitu:
1.
Kegiatan memperbaiki dilakukan dengan beratahap dan terus
menerus. Agar
mampu menjamin semua komponen penyelenggaraan pendidikan telah mampu mencapai
standar mutu yang diinginkan atau ditetapkan, maka Institusi
pendidikan juga
harus senantiasa bisa
memperbaharui proses berdasarkan kebutuhan dan tuntutan yang ada. Orang yang
mengelola juga harus
mau melakukan segala cara untuk perbaikan dan peningkatan secara bertahap dan
terus menerus untuk
2.
Mampu
menetapkan Standar Mutu (Quality assurance). Menetapkan standar mutu yang berasal dari semua komponen
yang bekerja pada proses produksi atau lulusan institusi pendidikan. Standar
tersebut meliputi kepemilikan kemampuan dasar pembelajaran sesuai dengan
jenjang pendidikan, kurikulum, dan evaluasi.
3.
Adanya
Perubahan Kultur atau budaya (change of culture). Pemimpin harus bisa membangun
kesadaran kepada
para anggotanya terkait
pentingnya mempertahankan dan meningkatkan mutu pembelajaran di sekolah.
4.
Adanya
Perubahan Organisasi (upside-down-organization). Penerapan pada lingkungan sekolah
mampu
terlaksana dengan
bentuk perubahan struktur organisasi sekolah dalam manajemen berbasis sekolah dengan struktur konvensional
dari atas ke bawah.
Maka dalam struktur baru tersebut bisa berubah dari bawah ke atas.
5.
Mampu
mempertahankan hubungan dengan para
pelanggannya (keeping close to the customer). Jika hubungan antara
institusi pendidikan dengan
orang tua siswa,
masyarakat maupun pihak lain
sudah terlaksana dengan baik, maka institusi atau sekolah tersebut akan mampu
menjalin hubungan yang baik dengan para “pelanggannya”.
Implementasi TQM pada sekolah memerlukan komitmen yang
berasal dari kepala
sekolah mengenai
perbaikan kualitas sekolah. Pimpinan
tertinggi suatu sekolah
(kepala sekolah) berkewajiban
untuk mencapai budaya kualitas. Komitmen mengenai kualitas di sekolah dimulai
dari level kepala
sekolah hingga kepada level terbawah. Usaha lain untuk meningkatkan TQS
(Total Quality Schools)
yaitu saat kepala
sekolah mampu mempertahankan
level tertinggi
dari komitmennya. Dengan
kata lain, komitmen merupakan strategi agar mampu menjaga sekolah dan memperoleh
atau meningkatkan kualitasnya.
Aplikasi konsep TQM pada sekolah bermakna bahwa
setiap langkah selalu difokuskan kepada kebutuhan para pelanggannya dan perbaikan kualitas dari semua input. Komitmen
mengenai kualitas
harus dimiliki oleh para kepala sekolah.
Dengan adanya komitmen yang dimiliki oleh Kepala Sekolah untuk mengimplemetasikan TQM di sekolah, maka akan mendukung proses perubahan sehingga akan meningkatkan
mutu dan output
yang dihasilkan oleh sekolah tersebut bisa berkualitas.
SIMPULAN DAN SARAN
Kepala
sekolah dalam hal pelaksanaan
tugas harus bisa membuat dan
menjalankan kebiajan yang ada di sekolah secara baik dan
harus memiliki komitmen yang kuat terhadap sekolah tempat bekerja demi mencapai tujuan dari sekolah itu sendiri. Kepala sekolah harus memiliki komitmen kuat terhadap suatu mutu. Jika
kepala sekolah di suatu sekolah tidak
memiliki komitmen yang jelas, maka proses perubahan mutu yang ada juga tidak mungkin dapat berjalan dengan lancar nantinya. Implementasi TQM di sekolah berarti difokuskan kepada kebutuhan yang dimiliki pelanggan bukan dari yang diinginkan oleh sekolah. Kepala
sekolah seharusnya mampu menjadi teladan bagi para guru lain di sekolah, agar memudahkan pencapaian tujuan sekolah yaitu menjadikan sekolah yang berkualitas (akademik
maupun non akademik) dan mampu mencapai kepuasan pelanggan.
DAFTAR RUJUKAN
Handoko. 1995. Manajemen.
Yogyakarta: BPFE
Miyono Noor. 2013. Komitmen
Menjadi Kepala Sekolah Berkualitas Melalui
Otoritas Profesional Dan Moral. Jurnal
Manajemen Pendidikan. (Journal.upgrise.ac.id) diakses 12 November 2018
Mulyasa, E. 2002. Manajemen Berbasis
Sekolah. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Mulyasa, E. 2005. Menjadi Kepala Sekolah Profesional.
Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Munir Abdullah. 2008. Menjadi Kepala
Sekolah Efektif. Jogjakarta: Ar Ruzz Media.
Prabowo. 2012. Kepemimpinan dalam Manajemen
Berbaasis Sekolah. (online) (staff.uny.ac.id). Diakses pada 12 November 2018
Rivai Veithrizal. 2009. Education Management; Analisis Teori dan
Praktik. Jakarta: Raja Grafindo Persada
Sergiovanni. 1987b. EducationalGovernance and
Administration. 2 nd . Ed. Englewood Cliffs, N.J.:
Prentice-Hall,
Syukron, Kurniatun, Bakar. 2016. Pengaruh Komitmen Pegawai Sekolah Terhadap Eektivitas Implementasi Total
Quality Management (TQM) Di Smkn Se-Kota Cimahi. Jurnal Administrasi Pendidikan, (Online). (https://www.google.com), diakses 12 November 2018
Undang-Undang
Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Online), (www.komisiinformasi.go.id), diakses
18 November 2018.
0 komentar:
Posting Komentar